TASBIH BAQOROH / TASBIH TULANG SAPI
Tasbih ini terbuat dari tulang sapi sebagai pegangan Penggawa Syekh Muria
( Sunan Kudus )
Cerita secara metafisik Ditarik secara Ghoib di Gunung Muria, ketika ditarik masih dalam bentuk bulatan-bulatan kemudian oleh Penarik disusun menjadi sebuah Tasbih.
Khodam -> Sholawat Nariyah
Manfaat :
o Kewibawan
o Mempertajam batin
o Keduniawian
Secara Alami, memiliki manfaat / kegunaan :
o Alat untuk wirid mendekatkan diri kepada Allah & Pengobatan penyakit tulang.
o Tasbih tulang sapi ini memiliki kekuatan alami yang bila dikalungkan akan dapat mengobati penyakit tulang seperti ngilu dan nyeri.
o Cara menggunakan : Cukup dikalungkan.
Amalan : Bacakan Sholawat Nariyah 3x setiap hari
Mahar : 1.000.000,-
7 rahasia ucapan istighfar
1. Mendatangkan ampunan dari
Allah
ﻓَﻘُﻠْﺖُ ﺍﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻭﺍ ﺭَﺑَّﻜُﻢْ ﺇِﻧَّﻪُ ﻛَﺎﻥَ ﻏَﻔَّﺎﺭًﺍ ﻳُﺮْﺳِﻞِ
ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﺀِ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢ ﻣِّﺪْﺭَﺍﺭًﺍ ﻭَﻳُﻤْﺪِﺩْﻛُﻢْ ﺑِﺄَﻣْﻮَﺍﻝٍ
ﻭَﺑَﻨِﻴﻦَ ﻭَﻳَﺠْﻌَﻞ ﻟَّﻜُﻢْ ﺟَﻨَّﺎﺕٍ ﻭَﻳَﺠْﻌَﻞ ﻟَّﻜُﻢْ ﺃَﻧْﻬَﺎﺭًﺍ
"Maka aku katakan kepada mereka,
Ber-istighfar-lah kamu kepada
Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah
Maha Pengampun, niscaya Dia akan
mengirimkan hujan kepadamu
dengan lebat, dan membanyakkan
harta dan anak-anakmu, dan
mengadakan untukmu kebun-kebun
dan mengadakan (pula di dalamnya)
untukmu sungai-sungai." (Qs.Nuh:
10-12).
2. Mengatasi kesulitan dan
terbukanya pintu rezeki
"Barangsiapa beristighfar secara
rutin, pasti Allah memberinya jalan
keluar dalam kesempitan dan
memberi rezeki yang tiada
terhingga padanya." (HR.Abu Daud).
3. Menambah kekuatan
ﻭَﻳَﺎ ﻗَﻮْﻡِ ﺍﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻭﺍ ﺭَﺑَّﻜُﻢْ ﺛُﻢَّ ﺗُﻮﺑُﻮﺍ ﺇِﻟَﻴْﻪِ ﻳُﺮْﺳِﻞِ
ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﺀَ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﻣِﺪْﺭَﺍﺭًﺍ ﻭَﻳَﺰِﺩْﻛُﻢْ ﻗُﻮَّﺓً ﺇِﻟَﻰٰ
ﻗُﻮَّﺗِﻜُﻢْ ﻭَﻟَﺎ ﺗَﺘَﻮَﻟَّﻮْﺍ ﻣُﺠْﺮِﻣِﻴﻦَ
Dan (dia berkata): "Hai kaumku,
mohonlah ampun kepada Tuhanmu
lalu bertobatlah kepada-Nya,
niscaya Dia menurunkan hujan yang
sangat deras atasmu, dan Dia akan
menambahkan kekuatan kepada
kekuatanmu, dan janganlah kamu
berpaling dengan berbuat dosa".
(QS.Hud : 52).
4. Memperoleh banyak kenikmatan
ﻭَﺃَﻥِ ﺍﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻭﺍ ﺭَﺑَّﻜُﻢْ ﺛُﻢَّ ﺗُﻮﺑُﻮﺍ ﺇِﻟَﻴْﻪِ ﻳُﻤَﺘِّﻌْﻜُﻢْ
ﻣَﺘَﺎﻋًﺎ ﺣَﺴَﻨًﺎ ﺇِﻟَﻰٰ ﺃَﺟَﻞٍ ﻣُﺴَﻤًّﻰ ﻭَﻳُﺆْﺕِ ﻛُﻞَّ ﺫِﻱ
ﻓَﻀْﻞٍ ﻓَﻀْﻠَﻪُ ﻭَﺇِﻥْ ﺗَﻮَﻟَّﻮْﺍ ﻓَﺈِﻧِّﻲ ﺃَﺧَﺎﻑُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ
ﻋَﺬَﺍﺏَ ﻳَﻮْﻡٍ ﻛَﺒِﻴﺮٍ
"Dan hendaklah kamu meminta
ampun kepada Tuhanmu dan
bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu
mengerjakan yang demikian),
niscaya Dia akan memberi
kenikmatan yang baik (terus
menerus) kepadamu sampai kepada
waktu yang telah ditentukan dan
Dia akan memberikan kepada tiap-
tiap orang yang mempunyai
keutamaan (balasan)
keutamaannya. Jika kamu berpaling,
maka sesungguhnya aku takut kamu
akan ditimpa siksa hari
kiamat." (QS.Hud : 3).
5. Turunnya rahmat
ﻗَﺎﻝَ ﻳَﺎ ﻗَﻮْﻡِ ﻟِﻢَ ﺗَﺴْﺘَﻌْﺠِﻠُﻮﻥَ ﺑِﺎﻟﺴَّﻴِّﺌَﺔِ ﻗَﺒْﻞَ
ﺍﻟْﺤَﺴَﻨَﺔِ ﻟَﻮْﻟَﺎ ﺗَﺴْﺘَﻐْﻔِﺮُﻭﻥَ ﺍﻟﻠﻪَ ﻟَﻌَﻠَّﻜُﻢْ ﺗُﺮْﺣَﻤُﻮﻥَ
Dia berkata: "Hai kaumku, mengapa
kamu minta disegerakan keburukan
sebelum (kamu minta) kebaikan?
Hendaklah kamu meminta ampun
kepada Allah, agar kamu mendapat
rahmat". (QS.An naml : 46).
6. Sebagai kafaratul majelis
"Barangsiapa yang duduk dalam satu
majelis (perkumpulan orang) lalu di
dalamnya banyak perkataan sia-
sianya atau (perdebatan) kemudian
sebelum ia bangkit dari majelis
membaca (istighfar),
Subhaanakallahumma wa bihamdika
asyhadu allaa ilaaha illa
anta astaghfiruka wa atuubu ilaik.
"Maha suci Engkau ya Allah dan aku
memuji-Mu dan aku bersaksi bahwa
tiada Allah melainkan Engkau, aku
meminta ampun dan bertaubat
kepada-Mu."
Maka ia akan diampuni kesalahan-
kesalahan yang diperbuatnya
selama di majelis itu." (HR.Turmudzi,
Nasa'i, ibnu Hibban, abu daud dan al
hakim).
7. Terhindar dari azab Allah
ﻭَﻣَﺎ ﻛَﺎﻥَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻟِﻴُﻌَﺬِّﺑَﻬُﻢْ ﻭَﺃَﻧْﺖَ ﻓِﻴﻬِﻢْ ﻭَﻣَﺎ ﻛَﺎﻥَ
ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻣُﻌَﺬِّﺑَﻬُﻢْ ﻭَﻫُﻢْ ﻳَﺴْﺘَﻐْﻔِﺮُﻭﻥَ
Dan Allah sekali-kali tidak akan
mengazab mereka, sedang kamu
berada di antara mereka. Dan
tidaklah (pula) Allah akan mengazab
mereka, sedang mereka meminta
ampun. (QS.Al-anfal : 33).
Allah
ﻓَﻘُﻠْﺖُ ﺍﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻭﺍ ﺭَﺑَّﻜُﻢْ ﺇِﻧَّﻪُ ﻛَﺎﻥَ ﻏَﻔَّﺎﺭًﺍ ﻳُﺮْﺳِﻞِ
ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﺀِ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢ ﻣِّﺪْﺭَﺍﺭًﺍ ﻭَﻳُﻤْﺪِﺩْﻛُﻢْ ﺑِﺄَﻣْﻮَﺍﻝٍ
ﻭَﺑَﻨِﻴﻦَ ﻭَﻳَﺠْﻌَﻞ ﻟَّﻜُﻢْ ﺟَﻨَّﺎﺕٍ ﻭَﻳَﺠْﻌَﻞ ﻟَّﻜُﻢْ ﺃَﻧْﻬَﺎﺭًﺍ
"Maka aku katakan kepada mereka,
Ber-istighfar-lah kamu kepada
Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah
Maha Pengampun, niscaya Dia akan
mengirimkan hujan kepadamu
dengan lebat, dan membanyakkan
harta dan anak-anakmu, dan
mengadakan untukmu kebun-kebun
dan mengadakan (pula di dalamnya)
untukmu sungai-sungai." (Qs.Nuh:
10-12).
2. Mengatasi kesulitan dan
terbukanya pintu rezeki
"Barangsiapa beristighfar secara
rutin, pasti Allah memberinya jalan
keluar dalam kesempitan dan
memberi rezeki yang tiada
terhingga padanya." (HR.Abu Daud).
3. Menambah kekuatan
ﻭَﻳَﺎ ﻗَﻮْﻡِ ﺍﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻭﺍ ﺭَﺑَّﻜُﻢْ ﺛُﻢَّ ﺗُﻮﺑُﻮﺍ ﺇِﻟَﻴْﻪِ ﻳُﺮْﺳِﻞِ
ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﺀَ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﻣِﺪْﺭَﺍﺭًﺍ ﻭَﻳَﺰِﺩْﻛُﻢْ ﻗُﻮَّﺓً ﺇِﻟَﻰٰ
ﻗُﻮَّﺗِﻜُﻢْ ﻭَﻟَﺎ ﺗَﺘَﻮَﻟَّﻮْﺍ ﻣُﺠْﺮِﻣِﻴﻦَ
Dan (dia berkata): "Hai kaumku,
mohonlah ampun kepada Tuhanmu
lalu bertobatlah kepada-Nya,
niscaya Dia menurunkan hujan yang
sangat deras atasmu, dan Dia akan
menambahkan kekuatan kepada
kekuatanmu, dan janganlah kamu
berpaling dengan berbuat dosa".
(QS.Hud : 52).
4. Memperoleh banyak kenikmatan
ﻭَﺃَﻥِ ﺍﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻭﺍ ﺭَﺑَّﻜُﻢْ ﺛُﻢَّ ﺗُﻮﺑُﻮﺍ ﺇِﻟَﻴْﻪِ ﻳُﻤَﺘِّﻌْﻜُﻢْ
ﻣَﺘَﺎﻋًﺎ ﺣَﺴَﻨًﺎ ﺇِﻟَﻰٰ ﺃَﺟَﻞٍ ﻣُﺴَﻤًّﻰ ﻭَﻳُﺆْﺕِ ﻛُﻞَّ ﺫِﻱ
ﻓَﻀْﻞٍ ﻓَﻀْﻠَﻪُ ﻭَﺇِﻥْ ﺗَﻮَﻟَّﻮْﺍ ﻓَﺈِﻧِّﻲ ﺃَﺧَﺎﻑُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ
ﻋَﺬَﺍﺏَ ﻳَﻮْﻡٍ ﻛَﺒِﻴﺮٍ
"Dan hendaklah kamu meminta
ampun kepada Tuhanmu dan
bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu
mengerjakan yang demikian),
niscaya Dia akan memberi
kenikmatan yang baik (terus
menerus) kepadamu sampai kepada
waktu yang telah ditentukan dan
Dia akan memberikan kepada tiap-
tiap orang yang mempunyai
keutamaan (balasan)
keutamaannya. Jika kamu berpaling,
maka sesungguhnya aku takut kamu
akan ditimpa siksa hari
kiamat." (QS.Hud : 3).
5. Turunnya rahmat
ﻗَﺎﻝَ ﻳَﺎ ﻗَﻮْﻡِ ﻟِﻢَ ﺗَﺴْﺘَﻌْﺠِﻠُﻮﻥَ ﺑِﺎﻟﺴَّﻴِّﺌَﺔِ ﻗَﺒْﻞَ
ﺍﻟْﺤَﺴَﻨَﺔِ ﻟَﻮْﻟَﺎ ﺗَﺴْﺘَﻐْﻔِﺮُﻭﻥَ ﺍﻟﻠﻪَ ﻟَﻌَﻠَّﻜُﻢْ ﺗُﺮْﺣَﻤُﻮﻥَ
Dia berkata: "Hai kaumku, mengapa
kamu minta disegerakan keburukan
sebelum (kamu minta) kebaikan?
Hendaklah kamu meminta ampun
kepada Allah, agar kamu mendapat
rahmat". (QS.An naml : 46).
6. Sebagai kafaratul majelis
"Barangsiapa yang duduk dalam satu
majelis (perkumpulan orang) lalu di
dalamnya banyak perkataan sia-
sianya atau (perdebatan) kemudian
sebelum ia bangkit dari majelis
membaca (istighfar),
Subhaanakallahumma wa bihamdika
asyhadu allaa ilaaha illa
anta astaghfiruka wa atuubu ilaik.
"Maha suci Engkau ya Allah dan aku
memuji-Mu dan aku bersaksi bahwa
tiada Allah melainkan Engkau, aku
meminta ampun dan bertaubat
kepada-Mu."
Maka ia akan diampuni kesalahan-
kesalahan yang diperbuatnya
selama di majelis itu." (HR.Turmudzi,
Nasa'i, ibnu Hibban, abu daud dan al
hakim).
7. Terhindar dari azab Allah
ﻭَﻣَﺎ ﻛَﺎﻥَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻟِﻴُﻌَﺬِّﺑَﻬُﻢْ ﻭَﺃَﻧْﺖَ ﻓِﻴﻬِﻢْ ﻭَﻣَﺎ ﻛَﺎﻥَ
ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻣُﻌَﺬِّﺑَﻬُﻢْ ﻭَﻫُﻢْ ﻳَﺴْﺘَﻐْﻔِﺮُﻭﻥَ
Dan Allah sekali-kali tidak akan
mengazab mereka, sedang kamu
berada di antara mereka. Dan
tidaklah (pula) Allah akan mengazab
mereka, sedang mereka meminta
ampun. (QS.Al-anfal : 33).
9 Pedang Nabi Muhammad
1. Al Ma’thur
Inilah pedang yang dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW sebelum menerima wahyu yang pertama di Mekkah. Pedang ini diberi oleh ayahanda beliau, dan dibawa waktu hijrah dari Mekkah ke Madinah sampai akhirnya diberikan bersama-sama dengan peralatan perang lain kepada Ali bin Abi Thalib.
Sekarang pedang ini berada di Museum Topkapi, Istanbul. Berbentuk blade dengan panjang 99 cm. Pegangannya terbuat dari emas dengan bentuk berupa 2 ular dengan berlapiskan emeralds dan pirus. Dekat dengan pegangan itu terdapat Kufic ukiran tulisan Arab berbunyi: ‘Abdallah bin Abd al-Mutalib’.
2. Al Adb
Al-’Adb, nama pedang ini, berarti ‘memotong’ atau ‘tajam.’ Pedang ini dikirim ke para sahabat Nabi Muhammad SAW sesaat sebelum Perang Badar. Beliau menggunakan pedang ini di Perang Uhud dan pengikut-pengikutnnya menggunakan pedang ini untuk menunjukkan kesetiaan kepada Nabi Muhammad SAW. Sekarang pedang ini berada di masjid Husain di Kairo Mesir.
3. Dhu Al Faqar
sebuah pedang Nabi Muhammad SAW sebagai hasil rampasan pada waktu perang Badar. Dan dilaporkan bahwa Nabi Muhammad SAW memberikan pedang ini kepada Ali bin Abi Thalib, yang kemudian Ali mengembalikannya ketika Perang Uhud dengan bersimbah darah dari tangan dan bahunya, dengan membawa Dhu Al Faqar di tangannya. Banyak sumber mengatakan bahwa pedang ini milik Ali Bin Abi Thalib dan keluarga. Berbentuk blade dengan dua mata.
4. Al Battar
Battar adalah sebuah pedang Nabi Muhammad SAW sebagai hasil rampasan dari Banu Qaynaqa. Pedang ini disebut sebagai ‘Pedangnya para nabi‘, dan di dalam pedang ini terdapat ukiran tulisan Arab yang berbunyi : ‘Nabi Daud AS, Nabi Sulaiman AS, Nabi Musa AS, Nabi Harun AS, Nabi Yusuf AS, Nabi Zakaria AS, Nabi Yahya AS, Nabi Isa AS, Nabi Muhammad SAW’. Di dalamnya juga terdapat gambar Nabi Daud AS ketika memotong kepala dari Goliath, orang yang memiliki pedang ini pada awalnya. Di pedang ini juga terdapat tulisan yang diidentifikasi sebagai tulisan Nabataean. Sekarang pedang ini berada di Museum Topkapi, Istanbul. Berbentuk blade dengan panjang 101 cm. Dikabarkan bahwa ini adalah pedang yang akan digunakan Nabi Isa AS kelak ketika beliau turun ke bumi kembali untuk mengalahkan Dajjal.
5. Hatf
Dikisahkan bahwa Nabi Daud AS mengambil pedang ‘Al Battar’ dari Goliath sebagai rampasan ketika beliau mengalahkan Goliath tersebut pada saat umurnya 20 tahun. Allah SWT memberi kemampuan kepada Nabi Daud AS untuk ‘bekerja’ dengan besi, membuat baju baja, senjata dan alat perang, dan beliau juga membuat senjatanya sendiri. Dan Hatf adalah salah satu buatannya, menyerupai Al Battar tetapi lebih besar dari itu. Beliau menggunakan pedang ini yang kemudian disimpan oleh suku Levita (suku yang menyimpan senjata-senjata barang Israel) dan akhirnya sampai ke tangan Nabi Muhammad SAW. Sekarang pedang ini berada di Musemum Topkapi, Istanbul. Berbentuk blade, dengan panjang 112 cm dan lebar 8 cm.
6. Al Mikhdham
Pedang ini berasal dari Nabi Muhammad SAW yang kemudian diberikan kepada Ali bin Abi Thalib dan diteruskan ke anak-anaknya Ali. Tapi ada kabar lain bahwa pedang ini berasal dari Ali bin Abi Thalib sebagai hasil rampasan pada serangan yang beliau pimpin di Syria. Sekarang pedang ini berada di Museum Topkapi, Istanbul. Berbentuk blade dengan panjang 97 cm, dan mempunyai ukiran tulisan Arab yang berbunyi: ‘Zayn al-Din al-Abidin’.
7. Al Rasub
Pedang ini dijaga di rumah Nabi Muhammad SAW oleh keluarga dan sanak saudaranya seperti layaknya bahtera (Ark) yang disimpan oleh bangsa Israel.
Sekarang pedang ini berada di Museum Topkapi, Istanbul. Berbentuk blade dengan panjang 140 cm, mempunyai bulatan emas yang didalamnya terdapat ukiran tulisan Arab yang berbunyi: ‘Ja’far al-Sadiq’.
8. Al Qadib
Al-Qadib berbentuk blade tipis sehingga bisa dikatakan mirip dengan tongkat. Ini adalah pedang untuk pertahanan ketika bepergian, tetapi tidak digunakan untuk peperangan. Ditulis di samping pedang berupa ukiran perak yang berbunyi syahadat: “Tidak ada Tuhan selain Allah, Muhammad Rasul Allah – Muhammad bin Abdallah bin Abd al-Mutalib.” Tidak ada indikasi dalam sumber sejarah bahwa pedang ini telah digunakan dalam peperangan. Pedang ini berada di rumah Nabi Muhammad SAW dan kemudian hanya digunakan oleh khalifah Fatimid.
Sekarang pedang ini berada di Museum Topkapi, Istanbul. Panjangnya adalah 100 cm dan memiliki sarung berupa kulit hewan yang dicelup.
9. Qal’a
Pedang ini dikenal sebagai “Qal’i” atau “Qul’ay.” Nama yang mungkin berhubungan dengan tempat di Syria atau tempat di dekat India Cina. Ulama negara lain mengatakan bahwa kata “qal’i” merujuk kepada “timah” atau “timah putih” yang di tambang berbagai lokasi. Pedang ini adalah salah satu dari tiga pedang Nabi Muhammad SAW yang diperoleh sebagai rampasan dari Bani Qaynaqa. Ada juga yang melaporkan bahwa kakek Nabi Muhammad SAW menemukan pedang ini ketika beliau menemukan air Zamzam di Mekah.
Sekarang pedang ini berada di Museum Topkapi, Istanbul. Berbentuk blade dengan panjang 100 cm. Didalamnya terdapat ukiran bahasa Arab berbunyi: “Ini adalah pedang mulia dari rumah Nabi Muhammad SAW, Rasul Allah.” Pedang ini berbeda dari yang lain karena pedang ini mempunyai desain berbentuk gelombang.
Inilah pedang yang dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW sebelum menerima wahyu yang pertama di Mekkah. Pedang ini diberi oleh ayahanda beliau, dan dibawa waktu hijrah dari Mekkah ke Madinah sampai akhirnya diberikan bersama-sama dengan peralatan perang lain kepada Ali bin Abi Thalib.
Sekarang pedang ini berada di Museum Topkapi, Istanbul. Berbentuk blade dengan panjang 99 cm. Pegangannya terbuat dari emas dengan bentuk berupa 2 ular dengan berlapiskan emeralds dan pirus. Dekat dengan pegangan itu terdapat Kufic ukiran tulisan Arab berbunyi: ‘Abdallah bin Abd al-Mutalib’.
2. Al Adb
Al-’Adb, nama pedang ini, berarti ‘memotong’ atau ‘tajam.’ Pedang ini dikirim ke para sahabat Nabi Muhammad SAW sesaat sebelum Perang Badar. Beliau menggunakan pedang ini di Perang Uhud dan pengikut-pengikutnnya menggunakan pedang ini untuk menunjukkan kesetiaan kepada Nabi Muhammad SAW. Sekarang pedang ini berada di masjid Husain di Kairo Mesir.
3. Dhu Al Faqar
sebuah pedang Nabi Muhammad SAW sebagai hasil rampasan pada waktu perang Badar. Dan dilaporkan bahwa Nabi Muhammad SAW memberikan pedang ini kepada Ali bin Abi Thalib, yang kemudian Ali mengembalikannya ketika Perang Uhud dengan bersimbah darah dari tangan dan bahunya, dengan membawa Dhu Al Faqar di tangannya. Banyak sumber mengatakan bahwa pedang ini milik Ali Bin Abi Thalib dan keluarga. Berbentuk blade dengan dua mata.
4. Al Battar
Battar adalah sebuah pedang Nabi Muhammad SAW sebagai hasil rampasan dari Banu Qaynaqa. Pedang ini disebut sebagai ‘Pedangnya para nabi‘, dan di dalam pedang ini terdapat ukiran tulisan Arab yang berbunyi : ‘Nabi Daud AS, Nabi Sulaiman AS, Nabi Musa AS, Nabi Harun AS, Nabi Yusuf AS, Nabi Zakaria AS, Nabi Yahya AS, Nabi Isa AS, Nabi Muhammad SAW’. Di dalamnya juga terdapat gambar Nabi Daud AS ketika memotong kepala dari Goliath, orang yang memiliki pedang ini pada awalnya. Di pedang ini juga terdapat tulisan yang diidentifikasi sebagai tulisan Nabataean. Sekarang pedang ini berada di Museum Topkapi, Istanbul. Berbentuk blade dengan panjang 101 cm. Dikabarkan bahwa ini adalah pedang yang akan digunakan Nabi Isa AS kelak ketika beliau turun ke bumi kembali untuk mengalahkan Dajjal.
5. Hatf
Dikisahkan bahwa Nabi Daud AS mengambil pedang ‘Al Battar’ dari Goliath sebagai rampasan ketika beliau mengalahkan Goliath tersebut pada saat umurnya 20 tahun. Allah SWT memberi kemampuan kepada Nabi Daud AS untuk ‘bekerja’ dengan besi, membuat baju baja, senjata dan alat perang, dan beliau juga membuat senjatanya sendiri. Dan Hatf adalah salah satu buatannya, menyerupai Al Battar tetapi lebih besar dari itu. Beliau menggunakan pedang ini yang kemudian disimpan oleh suku Levita (suku yang menyimpan senjata-senjata barang Israel) dan akhirnya sampai ke tangan Nabi Muhammad SAW. Sekarang pedang ini berada di Musemum Topkapi, Istanbul. Berbentuk blade, dengan panjang 112 cm dan lebar 8 cm.
6. Al Mikhdham
Pedang ini berasal dari Nabi Muhammad SAW yang kemudian diberikan kepada Ali bin Abi Thalib dan diteruskan ke anak-anaknya Ali. Tapi ada kabar lain bahwa pedang ini berasal dari Ali bin Abi Thalib sebagai hasil rampasan pada serangan yang beliau pimpin di Syria. Sekarang pedang ini berada di Museum Topkapi, Istanbul. Berbentuk blade dengan panjang 97 cm, dan mempunyai ukiran tulisan Arab yang berbunyi: ‘Zayn al-Din al-Abidin’.
7. Al Rasub
Pedang ini dijaga di rumah Nabi Muhammad SAW oleh keluarga dan sanak saudaranya seperti layaknya bahtera (Ark) yang disimpan oleh bangsa Israel.
Sekarang pedang ini berada di Museum Topkapi, Istanbul. Berbentuk blade dengan panjang 140 cm, mempunyai bulatan emas yang didalamnya terdapat ukiran tulisan Arab yang berbunyi: ‘Ja’far al-Sadiq’.
8. Al Qadib
Al-Qadib berbentuk blade tipis sehingga bisa dikatakan mirip dengan tongkat. Ini adalah pedang untuk pertahanan ketika bepergian, tetapi tidak digunakan untuk peperangan. Ditulis di samping pedang berupa ukiran perak yang berbunyi syahadat: “Tidak ada Tuhan selain Allah, Muhammad Rasul Allah – Muhammad bin Abdallah bin Abd al-Mutalib.” Tidak ada indikasi dalam sumber sejarah bahwa pedang ini telah digunakan dalam peperangan. Pedang ini berada di rumah Nabi Muhammad SAW dan kemudian hanya digunakan oleh khalifah Fatimid.
Sekarang pedang ini berada di Museum Topkapi, Istanbul. Panjangnya adalah 100 cm dan memiliki sarung berupa kulit hewan yang dicelup.
9. Qal’a
Pedang ini dikenal sebagai “Qal’i” atau “Qul’ay.” Nama yang mungkin berhubungan dengan tempat di Syria atau tempat di dekat India Cina. Ulama negara lain mengatakan bahwa kata “qal’i” merujuk kepada “timah” atau “timah putih” yang di tambang berbagai lokasi. Pedang ini adalah salah satu dari tiga pedang Nabi Muhammad SAW yang diperoleh sebagai rampasan dari Bani Qaynaqa. Ada juga yang melaporkan bahwa kakek Nabi Muhammad SAW menemukan pedang ini ketika beliau menemukan air Zamzam di Mekah.
Sekarang pedang ini berada di Museum Topkapi, Istanbul. Berbentuk blade dengan panjang 100 cm. Didalamnya terdapat ukiran bahasa Arab berbunyi: “Ini adalah pedang mulia dari rumah Nabi Muhammad SAW, Rasul Allah.” Pedang ini berbeda dari yang lain karena pedang ini mempunyai desain berbentuk gelombang.
ASAL USUL PUASA
Kata puasa berasal dari Bahasa Sansekerta. Menurut Bahasa Arab,
puasa berasal dari kata shaum atau shiam. Menurut Bahasa Indonesia,
puasa artinya menahan diri. Kata menahan diri mencakup beberapa
makna, seperti menahan diri tidak makan dan minum serta tidak
melakukan hubungan suami istri selama waktu tertentu. Puasa sendiri
dikenal oleh seluruh bangsa di dunia, seperti Indonesia, Mesir kuno,
Tionghoa, Tibet, Arab, dan sebagainya, juga dilakukan oleh hampir
seluruh penganut agama, baik Katholik, Kristen, Hindhu ataupun
Budha.
Puasa menurut Islam lebih universal, dan bukan hanya sekedar
menahan diri dari makan dan minum, namun juga menahan diri dari
semua hal yang dilarang oleh Allah, seperti contoh bertahan dari
godaan maksiat dan menjauhi perbuatan keji, juga menjauhi perbuatan
yang tidak terpuji lahir dan batin. Puasa di bulan Ramadhan,
merupakan bulan untuk perenungan dan instropeksi mengenai perilaku
diri, dan sekaligus mengakui kelebihan dari orang lain. Oleh karena
sedang berpuasa, maka mulut akan terjaga dari kata-kata kotor, caci
maki, mengumbar aib orang dan berusaha untuk tidak menyakiti
perasaan orang lain.
Umat Islam diwajibkan menjalani puasa (Q.S.Al-Baqarah:183)dengan
penuh kesadaran dan ketulusan, karena bulan Ramadhan adalah bulan
yang penuh berkah dari Allah. Setiap waktu luang yang ada selama
menjalankan puasa, dapat diisi dengan pertobatan atas dosa dan
kesalahan yang telah diperbuat, banyak berdoa dan berzikir juga
bersedekah kepada fakir miskin, dan aktif dalam kegiatan keagamaan.
Puasa sendiri merupakan suatu proses menjadi orang yang lebih
bertakwa kepada Allah. Maka dari itu, tidaklah benar bila kesempatan
berpuasa sekali dalam setahun harus lewat begitu saja, karena
kesempatan di bulan ini sangat baik untuk memperkaya diri dengan
mencari pahala sebanyak-banyaknya...
Rahasia Syetan
Dikisahkan Nabi Yahya as bertemu dengan iblis yang sedang membawa sesuatu barang. Kepada iblis Nabi Yahya menanyakan untuk apa barang itu? Iblis menjawab, barang itu syahwat untuk memancing anak cucu Adam.
"Adakah dalam diriku sesuatu yang dapat engkau pancing?" tanya Nabi Yahya. Jawab Iblis, "Tidak ada. Hanya pernah terjadi pada suatu malam, engkau makan agak kenyang, dan kami dapat menarikmu sehingga engkau merasa berat mengerjakan shalat."
"Kalau begitu, aku tidak akan makan terlalu kenyang lagi selama hidupku," kata Nabi Yahya. "Wow, sungguh menyesal sekali kami buka rahasia ini. Mulai saat ini, kami tidak akan menceritakan rahasia ini kepada siapapun," iblis menyambung.
Kisah yang dinukil dari kitab Minhajul Abidin karangan Imam Al-Ghazali tersebut, setidaknya dapat dipetik sebagai pelajaran berkaitan dengan isi perut. Bahwa untuk menjaga perut agar tidak terlalu kenyang, apalagi yang tercampur dengan barang haram dan syubhat, bukan hal yang sederhana. Karena bukan hal sederhana, maka manfaat dan ganjaran yang didapat tidak kecil. Dituntut kemampuan mengendalikan hawa nafsu.
Bukankah syetan gemar mendorong manusia menikmati makanan-minuman seenak dan sebanyak mungkin. Tetapi syetan juga mengarahkan kita mendekati barang-barang syubhat, untuk menceburkan kita ke dalam hal yang haram.
Al-Ghazali menguraikan bahaya yang timbul oleh perut yang kelewat kenyang dan mengkonsumsi barang haram/syubhat, seperti dikutip berikut ini: .
1. Terlalu banyak makan dan minum dapat membuat badan terasa berat, lesu, sifat malas, dan perilaku iseng. Juga ingin selalu melihat hal-hal haram, yang tidak bermanfat, dan berlebihan. Akal, pikir dan pengetahuan pun menjadi sempit. .
2. Kebanyakan makan akan menyebabkan manusia malas dalam menjalankan ibadah. .
3. Kebanyakan makan juga akan menjerumuskan pada perbuatan syubhat dan haram. Sedangkan makanan haram dan syubhat menjadi penghalang bagi datangnya taufik dan hidayah dari Allah swt. Perut yang dipenuhi makanan yang haram dan syubhat juga akan menjadikan si pemiliknya terhalang berbuat kebaikan. Malas berkecimpung pada hal-hal yang mengandung kemaslahatan, untuk diri dan orang lain. .
Makanan halal yang kita konsumsi pada hakikatnya adalah bekal untuk beribadah. Bila porsi itu sudah terpenuhi, lalu melewati batas itu, berarti pemborosan yang berarti berkawan dengan syaithonirrajim. Semoga kita berkemampuan menghindarinya. .
Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya yang halal itu tidak datang kepadamu melainkan sebagai bekal. Dan yang haram datang kepadamu dengan melimpah." .
Sekalipun makanan itu halal, tidak menjadi alasan untuk menikmati dengan tak terkendali. Beliau saw mengatakan, "Janganlah kamu mematikan hati dengan makan dan minum berlebihan, meskipun makanan dan minuman itu halal. Sebab hati ibarat tumbuh-tumbuhan, jika terlalu banyak disiram ia akan mati." .
Sementara Abu Ja'far menasihatkan, perut jika lapar membuat seluruh anggota badan tidak banyak menuntut dan merasa tenteram. Tetapi jika kenyang, maka anggota tubuh lainnya menjadi lapar, banyak tuntutannya. .
Semoga kita mampu menjaga perut dari hal-hal yang merugikan masa depan kita, dunia dan akhirat. ( Hidayatullah, edisi Maret 2001 )
Hukum Menggunakan Benda Bertuah
Pandangan
masyarakat dan ulama mengenai benda bertuah tentu saja berbeda-beda.
Namun jadikan perbedaan itu adalah rahmat, bukan alasan untuk perdebatan
atau pertikaian. Perbedaan pandangan atau keyakinan adalah wajar dalam
kehidupan manusia. Bahkan dalam agama islam yang jelas-jelas menggunakan
satu kitab suci, selalu saja ada perbedaan pandangan antara para ulama.
Hal sama terjadi pada agama atau keyakinan lainnya.
Disini,
kami menjelaskan Hukum Menggunakan Benda Bertuah menurut pandangan kami
dan didukung oleh hadits atau pelajaran dari kisah para nabi. Menurut
kami, menggunakan benda bertuah adalah HALAL atau boleh selama Anda
beriman bahwa segala berkah itu datangnya dari Allah. Penting juga untuk
memilih dari mana sumber benda bertuah itu. Apabila benda bertuah itu
berasal dari sumber yang baik (misalnya dari berkah dzikir), maka itu
baik.
Namun
menggunakan Benda Bertuah bisa menjadi HARAM apabila Anda meyakini
bahwa benda bertuah itu punya kekuatan yang terlepas dari kekuasaan
Allah. Dan apabila sumber benda bertuah itu berasal dari praktek ilmu
sihir, maka jelas tidak diperbolehkan. Saran kami, hindarilah Benda
Bertuah yang memiliki Khodam Jin, karena kita tidak pernah tahu pasti
apakah jin yang bersemayam dalam benda tersebut adalah jin yang baik
atau malah menyesatkan. Sesungguhnya tipu daya setan (jin jahat) sangat
halus sehingga seorang ulama yang tidak waspada pun bisa diperdaya
karenanya.
Banyak
hadis dan sejarah yang membuktikan bahwa menggunakan benda bertuah itu
boleh asalkan iman kita benar. Yaitu, meng-imani bahwa semua keajaiban
itu datang dari Allah. Berikut ini kami berikan hadits dan kisah para
nabi sebagai bahan pertimbangan:
Berkah Air Zam-zam
Di
dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari-Muslim disebutkan
bahwa setelah Rasulullah SAW meminum air dari sumur zam-zam, beliau
bersabda: "Ia (air zam-zam) penuh berkah, ia (air zam-zam) adalah makanan yang mengenyangkan dan obat bagi penyakit".
Baju Nabi Yusuf
Dengan sarana baju, Allah menyembuhkan kebutaan dijelaskan dalam Surat Yusuf ayat 93:“Pergilah
kamu dengan membawa baju gamisku ini lalu letakkanlah baju gamisku ke
wajah ayahku (Yakub as) nanti ia akan melihat kembali dan bawalah
keluargamu semuanya kepadaku”.
Jubah Nabi Muhammad SAW
Asma binti Abi Bakr berkata : “Jubah ini pernah dipakai Nabi SAW lalu kami membasuhnya untuk orang sakit agar bisa sembuh dengan jubah tersebut”
Bersumber
dari Hadis Riwayat Muslim, lihat Al Ajwibah Al Gholiyah Fii ‘Aqidatil
Firqotin Naajiyah bab Tabarruk (Ambil Berkah) Bi Aa-tsaarish Sholihin
(Dengan Bekas Orang Sholeh).
Rambut Nabi Muhammad SAW
Kholid
bin Walid pernah meletakkan rambut Nabi SAW di dalam pecinya. Lalu
pernah pecinya terjatuh di salah satu perangnya, lalu Kholid bin Walid
bersungguh-sungguh mengambilnya sehingga para sahabat mengingkarinya
karena sebab perbuatan Kholid banyak para sahabat yang gugur. Maka
berkatalah Kholid: Saya tidaklah melakukannya karena sebab peci itu
tetapi karena di dalam peci itu terdapat rambut Nabi SAW agar tidak
hilang berkahnya dan tidak jatuh ke tangan orang-orang musyrik. (Kitab
Asy Syifa karangan Qodi ‘Iyadh).
Air Wudhu’ Nabi Muhammad SAW
Diriwayatkan
dari Abi Juhayfah : “Aku melihat Bilal mengambil air wudhu’nya Nabi SAW
dan manusia (para sahabat) pun cepat-cepat mengambil air wudhu’ Nabi
tersebut. Lalu siapa saja yang mendapatkan air wudhu’ Nabi tersebut
mereka mengusapkan air wudhu’ Nabi tersebut (ke tubuhnya), sedangkan
yang tidak mendapatkan air wudhu’ Nabi tersebut, mereka mengambil dari
basahan di tubuh para sahabat Nabi yang berhasil mengambil air wudhu’
Nabi”. (HR. Bukhori dan Muslim, yaitu untuk tabarruk dan memohon
kesembuhan)
Cincin Nabi Sulaiman
Dikisahkan
dalam Tasfir Alqur'an Surah Shad 34, bahwa nabi Sulaiman memiliki
cincin bertuliskan kalimat suci yang punya berkah "kekuasaan" sehingga
dengan cincin itu nabi Sulaiman mampu memerintah seluruh alam, termasuk
manusia, binatang dan jin. Suatu hari cincin nabi Sulaiman dicuri oleh
jin ifrit, sehingga nabi sulaiman tersingkirkan dari kerajaan dan
posisinya digantikan oleh jin ifrit yang menyamar sebagai nabi Sulaiman.
Kejadian dia terjadi atas kehendak Allah untuk mengingatkan nabi
Sulaiman agar bertobat atas kelalaiannya membiarkan istrinya menyembah
berhala. Setelah melalui proses pertobatan yang panjang, akhirnya Nabi
Sulaiman mendapatkan cincin itu dan kembali berkuasa di kerajaannya.
Tongkat Nabi Musa
Nabi
Musa memiliki tongkat kayu yang diberkahi keajaiban, misalnya tongkat
itu bisa menjadi ular besar yang mengalahkan ilmu sihir dukun-dukunnya
Firaun. Di lain waktu tongkat itu sebagai sarana membelah lautan hingga
Nabi Musa dan pengikutnya bisa melewati lautan tanpa tenggelam. Pernah
juga tongkat Nabi Musa dipukulkan ke sebuah batu, dan dari batu itu
muncul 12 mata air untuk 12 suku bani israel. Sebagai orang yang beriman
kepada Allah, Anda pastinya tidak menganggap tongkat Nabi Musa itu
sakti, melainkan Anda meyakini bahwa tongkat itu hanyalah perantara
pertolongan dari Allah. Begitu juga seharusnya Anda menyikapi Tasbih
Karomah.
Demikian
bahasan kami tentang Hukum Menggunakan Benda Bertuah. Untuk
selanjutnya, kami serahkan kepada Anda. Apakah Anda mantap untuk
menggunakan Tasbih Karomah sekarang atau masih membutuhkan waktu untuk
memutuskan menggunakan Tasbih Karomah. Sebagai manusia yang merdeka,
Anda berhak menentukan keyakinan Anda sendiri tentang Tasbih Karomah
atau Benda Bertuah lainnya.
Semoga bahasan ini bisa memberi pencerahan. Walllahua’lam bissawab.
Langganan:
Postingan (Atom)